[Type the document title]
|
|
SMANSA
|
KARYA ILMIAH
SEBATIK
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Ilmiah Dengan Judul :
PULAU SEBATIK
Atas Nama Kelompok 1 :
1. ANDI YUSRI
2. FAULIANA
Jurusan :
XI IPS2
Sebatik, Mei 2011
Pembimbing,
Nur
Rahman, S.Pd
NIP.
19840327 200803 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah swt.
karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga kami kelompok 1, dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang
berjudul “SEBATIK”. Kami mengucapkan terima kasih kepada tokoh
masyarakat, lembaga pemerintahan, aparat keamanan dan juga teman-teman yang telah
memberikan sedikit informasi tentang Pulau Sebatik. kami juga berharap kritikan
serta saran dari teman-teman, khususnya dari guru bidang studi yang
bersangkutan. Mudah- mudahan dengan adanya karya ilmiah ini, kita semua dapat
mengetahui tentang pulau simpadan kita yang
tercinta ini.
Sebatik, 5 Mei 2011
Kelompok 1
DAFTAR TABEL
Tabel C1 tabel diagram persebaran curah hujan 6
Tabel C2 tabel persebaran curah hujan 7
Tabel C3 tabel batas-batas wilayah kecamatan Sebatik 8
Tabel D1 tabel distribusi penduduk kecamatan Sebatik menurut
desa 2008 9
Tabel D2 tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan
desa 2008 10
Tabel D3 tabel luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk 2008 10
Tabel D4 tabel Jumlah penduduk, rumah tangga rata-rata jiwa
per rumah tangga 2008 11
Tabel D5 jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio
jenis kelamin 2008 12
Tabel E1 tabel jumlah sertifikat hak atas tanah 13
Tabel E2 tabel banyaknya dusun dan rukun tetangga menurut
desa 2008 14
Tabel E3 tabel banyaknya desa dan luas wilayah menurut
kecamatan 2007 (km2) 14
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBIN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah 1
Rumusan masalah 1
Tujuan penelitian 1
Manfaat penelitian 1
BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengenalan Pulau Sebatik 2
Visi dan misi pembangunan Pulau Sebatik 4
Keadaan geografis Pulau Sebatik 5
Keadaan penduduk pulau sebatik 9
Sistem pemerintahan Pulau Sebatik 13
Permasalahan umum di Pulau Sebatik 15
Keadaan perekonomian di pulau Sebatik 21
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 25
Saran 25
DAFTAR P[USTAKA 26
LAMPIRAN 27
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Yang melatar belakangi kami untuk meneliti tentang Sebatik, adalah agar
kita dapat mengetahui keadaan Pulau Sebatik dari semua aspek, baik formal
maupun informal, karena pulau sebatik, merupakan daerah tempat di mana kita
menjalani kehidupan.
Rumusan Masalah
Bagaimana kita mengenal pulau Sebatik ?
Apa visi dan misi pembangunan pulau sebatik
?
Bagaimana keadaan geografis pulau Sebatik ?
Bagaimana sistem Pemerintahan pulau Sebatik
?
Apa saja permasalahan-permasalahan umum
pulau sebatik ?
Bagaimana keadaan perekonomian pulau
Sebatik ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengenal pulau Sebatik
Untuk mengetahui visi dan misi pembangunan
pulau sebatik
Untuk mengetahui bagaimana keadaan
geografis pulau sebatik
Untuk mengetahui bagaimana sistem
pemerintahan pulau sebatik
Untuk mengetahui apa saja permasalahan umum
di pulau Sebatik
Untuk mengetahui bagaimana keadaan
perekonomian pulau sebatik
Manfaat Penelitian
Bagi peneliti : untuk mengetahui seluk
beluk tentang pulau sebatik.
Bagi siswa : untuk mengetahui secara umum
tentang pulau sebatik.
Bagi guru : untuk mengetahui letak kelebihan
dan kekurangan bagi peneliti.
BAB II
HASIL PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Pengenalan Pulau Sebatik
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau
lebih dari 17.508 yang di ketahui. Salah satu di antara ribuan pulau tersebut
adalah pulau sebatik, letak astronomis pulau tersebut, berada pada 03o
15′00″ sampai 14o 24′55″ LU dan 155o 33′00″ LS dan
4°09′24.9″LU,117°47′45.1″BT. Dengan memiliki luas wilayah 24.666 Ha, serta
berbatasan langsung dengan negara Malaysia timur ( tawau , sabah ). Secara
geografis Pulau Sebatik, yang terletak di ujung utara pulau kalimantan dan
berhadapan langsung dengan kota Tawau ( Malaysia ).
Pulau Sebatik adalah sebuah kecamatan
di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Indonesia.Kecamatan Sebatik
terletak di ujung timur Kabupaten Nunukan, pulau Sebatik yang terbagi dua
dengan Sabah, Malaysia. Kecamatan ini terdiri dari 4 desa swasembada dengan
jumlah penduduk 20.283 jiwa, merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi di Kabupaten Nunukan. Memiliki potensi utama di
bidang pertanian, perkebunan dan perikanan terutama padi, pisang, kakao, ikan teri
dan udang.
Dengan pusat aktivitas pemerintahan di Desa Tanjung Karang, kegiatan
ekonomi masyarakatnya berpusat di Desa Sungai Nyamuk tempat
terdapatnya sejumlah sarana komersial termasuk hotel-hotel, supermarket dan
bank, serta berbagai fasilitas umum dan sosial.
Di kecamatan inilah terdapat obyek wisata unggulan yaitu Pantai Batu Lumampu yang
memiliki panorama laut lepas menghadap ke Blok Ambalat,
dengan garis pantai yang panjang dan mempesona.
Pulau Sebatik merupakan pintu gerbang
Indonesia di Kalimantan, tepatnya berada di bagian Utara Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Negeri
Sabah Malaysia. Uniknya, status kepemilikan pulau itu terbagi dua, wilayah
utara pulau itu seluas 187,23 Km2, menjadi milik Malaysia, sedang wilayah
bagian selatan seluas 246.61 Km2 adalah milik Indonesia Di Desa Aji Kuning
Pulau Sebatik, sedikitnya terdapat 300 kepala keluarga yang berada tepat di
garis perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Bahkan ada rumah warga yang berlokasi tepat di garis perbatasan sehingga ruang tamunya masuk wilayan Indonesia, sedangkan dapurnya ada di Malaysia. Tidak mengherankan JUca kemudian sering muncul isu internasional menyangkut status kepemilikan Pulau Sebatik, yang mengakibatkan hubungan Indonesia dan Malaysia memanas dan mengalami pasang surut. Namun masyarakat Sebatik dan Tawau Malaysia tak terpengaruh, mereka tetap menjalankan hubungan yang harmonis, karena sebagian penduduk Sebalik dan Tawau iernyata masih bersaudara, mereka sama-sama berasal dari Bugis.
Secara ekonomi masyarakat Pulau Sebalik sangat bergantung kepada Malaysia khususnya ke Tawau. Hampir semua komoditas yang dihasilkan masyarakat, seperti ikan, sawit dan coklat dijual ke negerijiran. Ma-
syarakat Sebatik Juga membeli berbagai kebutuhan sehari-hari dari Tawau, sehingga tak heran Jika ada dua mata uang yang beredar di sana, yakni rupiah dan ringgit. Tapi warga setempat lebih menyukai ringgit karena nilainya lebih tinggi. Secara geografis, Pulau Sebatik lebih dekat ke Tawau yang hanya ditempuh dalam waktu 15 menit, bila dibandingkan dengan ke Pulau Nunukan yang memakan waktu 1,5Jam dengan alat transportasi yang sama dengan ongkos tiga kali lipat.
Perbedaan mencolok yang membuat iri masyarakat Indonesia di Pulau Sebatik adalahjika pada malam hari menyaksikan Kota Tawau yang bermandikan cahaya dengan gedung-gedung tinggi, sebaliknya masyarakat di Pulau Sebatik gelap-gulita dengan hanya mendapat Jatah penerangan listrik dua hari sekali. Belum lagi ketiadaan jaringan air bersih dan jalan rusak serta pelayanan kesehatan dan pendidikan yang minim, menambah lerkucilnya masyarakat Sebatik ditengah gemerlapan cahaya kemakmuran negarajiran di depan matanya.
Bahkan ada rumah warga yang berlokasi tepat di garis perbatasan sehingga ruang tamunya masuk wilayan Indonesia, sedangkan dapurnya ada di Malaysia. Tidak mengherankan JUca kemudian sering muncul isu internasional menyangkut status kepemilikan Pulau Sebatik, yang mengakibatkan hubungan Indonesia dan Malaysia memanas dan mengalami pasang surut. Namun masyarakat Sebatik dan Tawau Malaysia tak terpengaruh, mereka tetap menjalankan hubungan yang harmonis, karena sebagian penduduk Sebalik dan Tawau iernyata masih bersaudara, mereka sama-sama berasal dari Bugis.
Secara ekonomi masyarakat Pulau Sebalik sangat bergantung kepada Malaysia khususnya ke Tawau. Hampir semua komoditas yang dihasilkan masyarakat, seperti ikan, sawit dan coklat dijual ke negerijiran. Ma-
syarakat Sebatik Juga membeli berbagai kebutuhan sehari-hari dari Tawau, sehingga tak heran Jika ada dua mata uang yang beredar di sana, yakni rupiah dan ringgit. Tapi warga setempat lebih menyukai ringgit karena nilainya lebih tinggi. Secara geografis, Pulau Sebatik lebih dekat ke Tawau yang hanya ditempuh dalam waktu 15 menit, bila dibandingkan dengan ke Pulau Nunukan yang memakan waktu 1,5Jam dengan alat transportasi yang sama dengan ongkos tiga kali lipat.
Perbedaan mencolok yang membuat iri masyarakat Indonesia di Pulau Sebatik adalahjika pada malam hari menyaksikan Kota Tawau yang bermandikan cahaya dengan gedung-gedung tinggi, sebaliknya masyarakat di Pulau Sebatik gelap-gulita dengan hanya mendapat Jatah penerangan listrik dua hari sekali. Belum lagi ketiadaan jaringan air bersih dan jalan rusak serta pelayanan kesehatan dan pendidikan yang minim, menambah lerkucilnya masyarakat Sebatik ditengah gemerlapan cahaya kemakmuran negarajiran di depan matanya.
Belajar
dari sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan ligitan, sengketa blok Ambalat,
pengusiran ratusan ribu TKI dan munculnya Asykar Watanlyah yang direkrut dari
warga perbatasan; maka sudah sepan-tasnyalah pemerintah memberikan perhatian
lebih kepada Pulau Sebalik.
Mudah-mudahan
dengan surat pembaca ini pemerintah lebih peduli dan memerhatikan warganya yang
ada di perbatasan, barangkalt dengan memberikan otoritas khusus seperti Balam,
agar Pulau Sebatik bisa lebih maju. Kami mengusulkan agar pemerintah pusat dan
daerah mendorong TNI dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). lebih
difokuskan untuk daerah-daerah perbatasan seperti Pulau Sebatik yang luput dari
sasaran pembangunan.
Visi dan Misi Pembangunan Sebatik
Berdasarkan berbagai skenario pengembangan
dan berbagai konsekuensinya, juga mencermati kondisi exiting di kecamatan
Sebatik, perkembangan di dalam negeri dan lingkungan regional, kemudian telah
di koordinasikan dengan berbagai kalangan yang terkait dengan pengembangan
kawasan perbatasan serta tokoh masyarakat kec.Sebatik, maka di sepakati visi
pembangunan kawasan perbatasan sebagai berikut.
” Menjadikan wilayah sebatik sebagai kawasan yang aman,
tertib, serta menjadi salah satu pintugerbang negara dan sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kecamatan Sebatik, dan menjamin integritas Negara
Kesatuan Republik Indonesia”.
Untuk mencapai visi yang di cita-citakan di
atas, terdapat beberapa misi yang perlu dilaksanakan oleh pihak yang terkait
dalam pembangunan, baik pihak pemerintah, maupun pihak swasta yaitu :
Mempercepat penyelesaian garis batas antar negara sehungga terciptanya
garis batas yang jelas dan di akui olelh kedua belah pihak ( Malaysia-Indoneia
)
Mempecepat pengembangan aspek prasarana dan
sarana sehingga kecamatan sebatik dapat menangkap peluang kerja sama antar
negara, baik bersifat regional dan internasional, secara selektif sesuai
prioritas
Meningkatkan penegaklan hukum dan keamanan
yang kondusif, dengan jalan meningkatkan sistem pertahanan perbatasan kontinen
dan maritim,sehingga stabilitas regional dapat tercipta dan mendukung peningkatan
stabilitas nasional, apabila hal ini tercipta, maka berbagai kegiatan ekonomi,
sosial dan budaya akan berjalan lancar.
Menata dan membuka keterisolasian dan
ketertinggalan yang terjadi di kecamatan sebatik dengan meningkatkan prasarana
dan sarana di wilayah perbatasan ini.
Menelola sumberdaya alam secara seimbang
dan berkelanjutan serta berorientasi jangka panjang, bagi kesejahteraan
masyarakat.
Mengembangkan sistem kerjasama pembangunan
antara pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat, antar negara, maupun antar
pelaku usaha.
Keadaan geografi pulau sebatik
Kecamatan Sebatik terletak di Pulau Sebatik yang merupakan pulau yang terbagi dua
dengan Malaysia dan berhadapan langsung dengan Kota Tawau. Posisinya yang
berada di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia menjadikan Kecamatan Sebatik
sebagai daerah yang strategis dalam peta lalu lintas antar negara. Wilayah
Kecamatan Sebatik di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Negara Malaysia
Timur-Sabah, sebelah Timur dan sebelah Selatan dengan Laut Sulawesi, serta sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Sebatik Barat
Kecamatan Sebatik merupakan salah satu dari
lima kecamatan dari kabupaten Nunukan yang berdiri pada tahun 1999 ini
merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bulungan dengan luas wilayah 104,42
km2. dan pada tahun 2006 Kecamatan Sebatik dimekarkan menjadi dua yaitu
Kecamatan Sebatik dan Kecamatan Sebatik Barat. Sesuai dengan Perda Kabupaten
Nunukan No. 03 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan Sebatik barat..
Proses penggantian panas dan uap air antara bumi dan atmosfir dalam
jangka waktu yang lama menghasilkan suatu keadaan yang dinamakan iklim. Iklim
merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas, kelembaban
dan gerakan udara. Kecamatan Sebatik berada di wilayah khatulistiwa yang
memiliki iklim tropis, sehingga mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan serta dipengaruhi oleh angin muson, yaitu Muson Barat pada bulan
Nopember-April dan angin Muson Timur pada bulan Mei-Oktober.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Pra Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) Pancang pada tahun 2006, Rata-rata
curah hujan mencapai 164,92 mm, dengan curah hujan tertinggi 299 mm pada bulan
Oktober dan terendah 94 mm pada bulan Maret.
tabel C1 Diagram Persebaran Curah Hujan
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
||||||
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
Hh
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
(11)
|
(12)
|
(13)
|
Januari
|
79
|
4
|
78
|
4
|
195
|
6
|
103
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ebruari
|
167
|
3
|
81
|
5
|
110
|
9
|
97
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Maret
|
59
|
4
|
57
|
3
|
105
|
12
|
84
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
April
|
184
|
12
|
112
|
10
|
87
|
5
|
115
|
12
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Mei
|
198
|
14
|
103
|
9
|
199
|
4
|
269
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Juni
|
267
|
9
|
318
|
17
|
135
|
13
|
191
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Juli
|
185
|
5
|
165
|
5
|
159
|
6
|
121
|
11
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Agustus
|
172
|
7
|
213
|
7
|
123
|
11
|
115
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
September
|
211
|
5
|
275
|
12
|
35
|
13
|
142
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Oktober
|
85
|
6
|
179
|
11
|
197
|
5
|
299
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Nopember
|
187
|
3
|
207
|
14
|
215
|
12
|
148
|
8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Desember
|
149
|
9
|
248
|
9
|
295
|
5
|
295
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rata-rata
Average
|
161.92
|
6.75
|
169.67
|
8.83
|
154.58
|
8.42
|
164.92
|
7.08
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Tabel 2.3.2 Ta Tabel C2 Tabel Persebaran
Curah Hujan
Batas
Border
|
||
Utara
North
|
:
|
Malaysia
Timur – Sabah
East Malaysia – Sabah
|
Timur
East
|
:
|
Laut Sulawesi
Sulawesi Sea
|
Selatan
South
|
:
|
Laut Sulawesi
Sulawesi Sea
|
Barat
West
|
:
|
Kecamatan
Sebatik Barat
Sebatik Barat Sub Distric
|
Luas
Wilayah
Area
|
||
Desa Tanjung Karang
|
:
|
- Km2
|
Desa Tanjung Aru
|
:
|
- Km2
|
Desa Sungai Nyamuk
|
:
|
-
Km2
|
Desa Pancang
|
:
|
-
Km2
|
Jumlah/Total
|
:
|
104,42 Km2
|
Tabel 2.3.3 Batas Dan Luas Daerah Kecamatan Sebatik
Tabel C3 Tabel Bata-Batas Wilayah Sebatik
Keadaan Penduduk Kecamatan Sebatik
Penduduk
Kecamatan Sebatik pada tahun 2008 berjumlah 20.935 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 200,49 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk pada setiap Desa menggambarkan pola
persebaranpenduduk secara keseluruhan. Berdasarkan pola persebaran penduduk
Kabupaten Nunukan menurut luas wilayah terlihat belum merata, sehingga terlihat
adanya perbedaan kepadatan penduduk yang mencolok antar kecamatan.
Seiring dengan semakin padatnya jumlah penduduk yang ada,
jumlah keluarga yang tinggal di Kecamatan Sebatik sebesar 5.215 keluarga. Sebagian besar keluarga ini tinggal
di Desa Sungai Nyamuk, sekitar 38,54%, kemudian
26,60% diantaranya tinggal di Desa Pancang sedangkan sisanya tersebar di Desa
Tanjung Aru dan Tanjung Karang sebanyak 20,27% dan 14,59%.
Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin,
terlihat bahwa pada tahun 2008
jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Sebatik masih lebih banyak dibanding
perempuan. Ini terlihat dari rasio jenis
kelamin 113,25 artinya pada setiap 100 orang
perempuan terdapat 113 orang laki-laki.
Tabel D1 tabel Distribusi Penduduk Kecamatan Sebatik
Menurut Desa 2008
Tabel D2 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Desa 2008
|
Luas Wilayah
Area
(km²)
|
Jumlah Penduduk
Population
(Jiwa)
|
Kepadatan Penduduk
Population Density
(Jiwa/Km²)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Tanjung Karang
|
-
|
3.375
|
-
|
Tanjung Aru
|
-
|
4.676
|
-
|
Sungai Nyamuk
|
-
|
7.227
|
-
|
Pancang
|
-
|
5.657
|
-
|
Jumlah
Total
|
104,42
|
20.935
|
200,49
|
Tabel D3 tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan
Penduduk 2008
|
Penduduk
Population
(jiwa)
|
Rumah tangga
Households
(kk)
|
Rata-rata Jiwa/ Keluarga
Average of
Population/
Household
|
|
|
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Tanjung Karang
|
3.374
|
761
|
4,43
|
Tanjung Aru
|
4.677
|
1.057
|
4,42
|
Sungai Nyamuk
|
7.227
|
2.010
|
3,60
|
Pancang
|
5.657
|
1.387
|
4,08
|
Jumlah
|
20.935
|
5.215
|
4,01
|
2007
|
20.283
|
5.163
|
3,93
|
Tabel D4 Jumlah Penduduk, Rumahtangga Dan Rata-Rata Jiwa Per
Rumah Tangga 20
|
Laki-laki
Male
|
Perempuan
Female
|
Rasio Jenis Kelamin
Sex Ratio
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(5)
|
Tanjung Karang
|
1.871
|
1.504
|
124,34
|
Tanjung Aru
|
2.438
|
2.238
|
108,98
|
Sungai Nyamuk
|
3.910
|
3.317
|
117,88
|
Pancang
|
2.899
|
2.758
|
105,11
|
Jumlah
Total
|
11.118
|
9.817
|
113,25
|
2007
|
10.834
|
9.449
|
114,66
|
Tabel D5 Jumlah
Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin 2008
Sistem Pemerintahaan Kecamatan Sebatik
Secara administratif, Kecamatan Sebatik terbagi atas 4 Desa
sebelumnya Kecamatan Sebatik terdiri dari 8 desa setelah terjadi pemekaran
kecamatan tinggal 4 desa dan lainnya masuk wilayah Kecamatan Sebatik Barat
yaitu Desa Setabu, Desa Binalawan, Desa Liang Bunyu dan Desa Aji Kuning.
Kecamatan Sebatik terdiri dari 20 Dusun dan 83 Rukun Tetangga. Desa – desa di Kecamatan
Sebatik sudah Swasembada menurut Administrsi Pemerintahan dan sudah memiliki
Kantor Desa dan Balai Pertemuan masing – masing. Dengan sarana dan prasarana
dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat untuk urusan administrasi desa.
Jumlah Sertifikat Hak Atas Tanah Menurut Pendaftaran Tanah
Pertama pada 2008 sebanyak 76 dan angka ini masih sama dengan tahun sebelumnya,
sementara angka yang telah ditunjukkan pada tahun 2006 lebih rendah
dibandingkan pada tahun 2005 yaitu 19 sertifikat dan terbanyak di tahun 2004
yaitu 369 sertifikat.
Sedangkan pembuatan akte tahun 2008 sebanyak 1.985 dan tahun
2007 sebanyak 1.468 dan tahun 2006 sebanyak 895 Akte dan 337 akte di tahun 2005 dan terbanyak pada
tahun 2004 yaitu 4433 akte.
Tabel E1 tabel Jumlah Sertifikat Hak Atas Tanah Menurut
Pemeliharaan Pendaftaran Tanah 2008
Tabel E2 Tabel Banyaknya Dusun Dan Rukun Tetangga Menurut Desa 2007
Desa
Villages
|
Dusun
|
Rukun
Tetangga
|
Luas wilayah
Total Area
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Tanjung Karang
|
6
|
20
|
39,00
|
Tanjung Aru
|
4
|
18
|
32,00
|
Sungai Nyamuk
|
4
|
22
|
26,00
|
Pancang
|
4
|
20
|
38,64
|
Jumlah
Total
|
20
|
83
|
135,64
|
2006
|
20
|
83
|
135,64
|
Tabel E3 Tabel Banyaknya Desa Dan Luas Wilayah
Menurut Kecamatan 2007 (Km2)
Masalah-Masalah Umum di Daerah Perbatasan
Nunukan,Nextindonesia - DESA Aji Kuning di Pulau Sebatik masuk wilayah Indonesia. Warganya pun orang Indonesia tulen yang
kebanyakan berasal dari suku Bone, Sulawesi. Akan tetapi, jangan salahkan jika
penduduknya kebingungan kalau harus menentukan harga barang dalam mata uang
rupiah. Mereka umumnya menentukan harga barang dalam mata uang ringgit
Malaysia. Bukan cuma dalam soal harga barang mereka berpatokan pada Malaysia,
untuk siaran televisi pun mereka lebih sering menikmati tayangan televisi
Malaysia, seperti TV1, TV2, dan TV3 Malaysia. Tidak mengherankan jika kemudian
mereka lebih mengetahui perkembangan sosial dan politik di Malaysia
dibandingkan dengan di negeri sendiri. Oleh karena itu, mengenai demonstrasi
mahasiswa memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang marak di Tanah
Air, misalnya, mereka tidak tahu. Apalagi soal gosip artis yang setiap hari
menghiasi televisi Indonesia, mereka betul-betulawam.
"Kalau
menggunakan parabola, bisa pula menangkap siaran televisi Indonesia. Tapi,
gambarnya buram dan sering tiba-tiba menghilang," kata Ny Aminah (35) yang
tinggal di Desa Aji Kuning, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
seperti dikutip blog Nunukan Zoners Community.
Pulau
Sebatik, yang jaraknya cuma sekitar setengah jam perjalanan laut dari ibu kota
Kabupaten Nunukan, merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan
Negara Bagian Sabah, Malaysia. Pulau ini "terbagi" menjadi dua,
sebagian masuk wilayah Indonesia dan sebagian lainnya masuk wilayah Malaysia.
Pulau
Sebatik yang masuk wilayah Indonesia luasnya sekitar 24.661 hektar dan
dinamakan Kecamatan Sebatik. Wilayah ini jauh lebih berkembang dibandingkan
dengan wilayah yang masuk Malaysia, dan bahkan sudah ada pasar, sekolah,
terminal, puskesmas, serta hotel bertingkat meskipun tidak berbintang.
Penduduknya pun lebih banyak, yakni 26.400 jiwa, yang tersebar di delapan desa.
Tiga desa di kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia,
yakni Desa Aji Kuning, Desa Pancang, dan Desa Liang Bunyu. Namun,
jangan bayangkan batas ketiga desa dengan Malaysia tersebut dipisahkan sungai, tembok, atau pagar kawat berduri.
Tidak ada batas apa pun yang memisahkan kedua negara, kecuali patok beton yang
sudah terbenam dalam tanah dan tinggal
tersembul setinggi 10cm.
Bahkan,
uniknya, wilayah Rukun Tetangga (RT) 14 Desa Aji Kuning secara de jure sebagian
masuk wilayah Malaysia. Meski demikian, penduduk yang sudah bermukim di pulau
itu sejak tahun 1975 menganggap hal tersebut bukan masalah, sebab pengukuran
batas negara baru dilakukan tahun 1982 ketika permukiman sudah berkembang dan
pepohonan penduduk sudah berbuah.
"Kalau
dibandingkan dengan penduduk mana pun, penduduk desa sini paling sering ke luar
negeri. Sebab, begitu keluar rumah dan melintasi halaman, sudah masuk ke
Malaysia," kelakar Achmad (35), sambil satu kakinya menapak di wilayah
Indonesia dan kaki lainnya berada di Malaysia. Hanya saja ketika akan melakukan
transaksi perdagangan, penduduk Pulau Sebatik lebih suka ke kota Tawau,
Malaysia, yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan laut. Selain harga
barang-barangnya lebih murah, seperti gula, daging, telur, susu, dan bahkan gas
elpiji, jarak tempuhnya pun lebih dekat dibandingkan dengan ke kota Tarakan
yang harus ditempuh sekitar tiga jam perjalanan laut.
Sebaliknya,
jika menjual hasil bumi, seperti cokelat, beras, dan lada, harga jual di
Malaysia justru lebih tinggi.Secara berkelakar penduduk mengatakan, mereka
tetap warga negara Indonesia, tetapi soal mencari rezeki mereka lebih suka
memburu ringgit ke Malaysia. Indonesia adalah negaraku, tetapi ringgit uangku.
Bukan
cuma penduduk Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di Pulau
Kalimantan daerah perbatasan ini terbentang sepanjang 1.950 kilometer meliputi
Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Khusus Kalimantan Timur, yang wilayah
perbatasannya sedang disengketakan sekarang ini dengan Malaysia, panjang
perbatasannya sekitar 1.038 kilometer atau setara panjang Pulau Jawa dan
kondisinya sebagian besar berupa perbukitan serta hutan belantara. Wilayah
perbatasan ini terbentang di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Barat,
Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Nunukan.
Meskipun
sangat panjang, penduduk yang bermukim di kawasan perbatasan ini cuma sekitar
104.000 jiwa. Selain jumlah penduduknya sangat minim, sarana transportasi pun
sangat terbatas, bahkan sebagian besar hanya bisa dijangkau dengan menggunakan
pesawat ringan jenis Cessna dan Twin Otter yang mampu mendarat di lapangan
rumput desa. Kondisi ini masih ditambah lagi dengan minimnya pos-pos keamanan
serta petugas di daerah perbatasan negara. Sepanjang perbatasan
Indonesia-Malaysia-sekitar 1.950 kilometer-misalnya, hanya tersedia 30 pos
perbatasan. Artinya, setiap pos harus menjaga wilayah sepanjang 65 kilometer.
"Padahal,
wilayah yang harus kami amankan bukan jalan lurus, tetapi perbukitan yang curam
dan terjal," kata seorang personel TNI yang bertugas di Pos Bersama
Indonesia-Malaysia di Simanggaris, Kabupaten Nunukan, sekitar 1.350 kilometer
dari Kota Balikpapan. Oleh karena itu, tidak gampang pula memantau patok-patok
perbatasan yang jumlahnya sekitar 700 buah di Kalimantan Timur, yang tingginya
cuma sekitar satu meter di tengah hutan. Apalagi jumlah personel yang
diterjunkan pun sangat kurang untuk menjaga keamanan daerah perbatasan yang sedemikian luasnya.
Pemerintah
Indonesia sampai saat ini hanya menerjunkan sekitar satu brigade untuk mengamankan
daerah perbatasan yang terbentang sepanjang Kalimantan Barat dan Kalimantan
Timur. Pemerintah Malaysia, menerjunkan petugas pertahanan sebanyak satu divisi
yang terbagi dalam tiga brigade. Kondisi di Indonesia masih ditambah lagi
dengan minimnya peralatan yang tersedia di pos-pos penjagaan. Dari 30 pos yang
ada di sepanjang perbatasan, hanya tersedia enam global positioning system
(GPS) serta tidak ada telepon satelit untuk berhubungan dengan jalur komando.
Karena itu, tidak heran jika prajurit di lapangan tanpa sengaja masuk Wilayah
Malaysia atau prajurit tidak bias melaporkan apa-apa karena tidak tersedianya
telepon satelit.
Melihat
kondisi inilah, Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fatah meminta agar
kawasan perbatasan ditangani secara khusus. Jika perlu, dibentuk suatu badan
lintas departemen yang memiliki wewenang menangani dan membangun kawasan
perbatasan. Melalui cara ini, kawasan perbatasan diharapkan bukan menjadi
daerah "belakang", tetapi merupakan serambi atau "etalase"
negara Indonesia. Masyarakat pun bangga berada di daerah perbatasan untuk
mengawal negara sehingga tak ada lagi ungkapan Indonesia negaraku, namun
ringgit mata uangku.
Buka Warung di Sana, Kulakan Barang di Sini
Batas wilayah Indonesia-Malaysiadi Pulau Sebatik, Kalimantan Timur (Kaltim),
hanya ditandai denganpatok-patokDsemen. Pulau kecil ituterbagi dua. Sisi
selatan milik Indonesia. Sisi utara kepunyaan Malaysia. Anehnya, banyak warga
Indonesia yang lebih suka tinggal di tanah Malaysia.
SEBUAH motor bemopol KT 3148 SB diparkir di
rumah kayu bercat kuning, yang di terasnya berkibar Jalur Gemilang, bendera
kebangsaan Malaysia. Motor berpelat nomor wilayah Kaltim itu milik Hayati
Lanabe. warga Indonesia yang menyewa tanah di Kampung Sungai Melayu, Tawau,
untuk tempat tinggal. Kampung tersebut hanya berjarak beberapa meter dari Desa
Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Barat. Indonesia.
Hampir setiap rumah di kampung itu wajib mengibarkan bendera
kebangsaan. Bendera tersebut menjadi identitas kewilayahan. Yang menarik,
kebanyakan warga yang menempati rumah-rumah di kampung itu adalah orang
Indonesia. "Kebanyakan yang tinggal di kampung ini memang orang
Indonesia," papar Hayati, yang membuka warung sembako di depan rumahnya.
Dia menjelaskan, lebih dari 50 warga Indonesia tinggal di
Kampung Sungai Melayu. Kampung itu berdiri pada 1960-an, tapi baru sejak
1990-an ramai. Karena itu, pemerintah Malaysia menertibkannya dengan halus.
Warga tidak diusir, tapi justru diberi kemudahan untuk tinggal di tanah negeri
jiran tersebut.
Misalnya, untuk sewa tanah di kampung itu, Malaysia
mengenakan harga yang sangat murah. Warga hanya diminta membayar RM 100 atau
sekitar Rp 280 ribu untuk ukuran tanah 9x17 meter. Biaya tersebut hanya dibayar
sekali Setelah itu, penyewa tidak ditarik biaya lagi, baik bulanan maupun
tahunan. "Namun, bila sewaktu-waktu diminta pindah, ya harus
mau," tutur Husman bin Jamal, warga lain.
Lantaran harga yang murah itu, banyak warga Indonesia di
Pulau Sebatik yang lebih senang menyewa tanah di kampung sebelah, yang notabene
sudah masuk wilayah Malaysia. "Harga tanah Sebatik-dengan ukuran yang sama
di Sungai Melayu bisa Rp 10 juta lebih. Bagaimana kami bisa membeli? Lebih baik
kami menyewa di sini, yang harganya sangat murah," lanjut Husman.
Mereka menuturkan sangat terbantu oleh kebijakan pemerintah
Malaysia itu. Sebab, dengan harga sewa lahan yang murah, warga sudah bisa
mendirikan tempat tinggal. Bentuk rumah penduduk Kampung Sungai Melayu tidak
jauh ber-berda dengan tempat tinggal masyarakat Sebatik. Yakni, rumah panggung
yang menyerupai rumah khas Bugis. Rumah-rumah itu berada di pinggir laut.
"Kami memang keturunan Bugis," papar Husman.
Memang sebagian di antara sejumlah perkampungan Malaysia di
Pulau Sebatik dihuni orang-orang Indonesia. Selain Kampung Sungai Melayu, ada
Kampung Begusong yang terletak di sebelah utara. Menurut Husman, hidup warga di
kampung sebelah utara tidak berbeda jauh dengan penduduk di wilayah tinggalnya.
Sedangkan kampung yang sebagian besar warganya asli Malaysia
adalah Wallace Bay. "Perkampungan di sana lebih bagus. Sebab, rata-rata
warganya bekerja di Tawau," ucapnya. Lantaran menempati wilayah Malaysia,
warga Indonesia yag tinggal di Kampung Sungai Melayu harus mengikuti aturan
yang berlaku di negara itu. Misalnya, warga harus mengibarkan bendera Jalur
Gemilang. Warga tidak boleh mengibarkan bendera Merah Putih. Bahkan, pada
setiap peringatan Hari Kemerdekaan Malaysia, 31 Agustus, seluruh warga harus
mendekor kampung dengan hiasan dan bendera Malaysia.
Tapi, untuk beraktivitas, warga Kampung Sungai Melayu bebas
keluar masuk wilayah Indonesia-Malaysia. Hayati, misalnya. Untuk membeli
keperluan warung, dia biasa berbelanja di Desa Sungai Nyamuk di wilayah
Indonesia. Selain menyeberang antarwilayah, Hayati kulakan di Tawau.
"Selama ini, tidak pernah bermasalah untuk keluar masuk
Indonesia maupun Malaysia," tutur Hayati. Sebenarnya, menurut Husman
maupun Hayati, hati mereka tetap cinta kepada tanah air Indonesia. Tapi, karena
faktor ketiadaan secara ekonomi, mereka terpaksa tinggal di tanah Malaysia, yang
harga sewa seumur hidupnya sangat murah jika dibandingkan dengan lahan di
Indonesia. "Itu soal perut. Kami orang takmampu," papar dia.
Saat ditanya apakah punya idenlity card (IC) Malaysia
(semacam KTP di Indonesia), mereka menjawab tidak punya. Tapi, menurut penduduk
Desa Sungai Nyamuk yang sering berhubungan dengan penduduk Kampung Sungai
Melayu, sebenarnya banyak warga yang mengantongi IC Malaysia. "Saya pernah
ditunjuk) IC. Mungkin mereka merasa malu saja sehingga mengaku tidak
punya," ucap Aswi, warga Desa Sungai Nyamuk. "Tidak mungkin ada warga
yang tidak punya IC tapi bisa bertempat tinggal di wilayah Malaysia,"
tambahnya.
Masyarakat Kampung Sungai Melayu rata-rata berkerja sebagai
nelayan serta bertani dan berkebun. Warga mengaku mendapatkan banyak bantuan
dari pemerintah Malaysia. "Kami dapat pupuk murah. Harganya separo lebih
murah jika dibandingkan dengan harga di pasar," ungkap Husman.
Kampung Sungai Melayu menghasilkan banyak kelapa dan beras.
Hasil pertanian dan perkebunan itu tidak boleh dijual ke luar Malaysia. Mereka
harus menjual ke pasar-pasar di Tawau. Nah, saat hubungan Indonesia dengan
Malay-. sia kembali memanas belakangan ini, sebagian warga Kampung Sungai
Melayu khawatir. Mereka menyatakan bingung akan pergi ke mana jika terjadi perang
di antara dua negara itu, apakah memilih Indonesia atau Malaysia.
"Dalamhati, kami sebenarnya masih orang Indonesia. Tapi, kami harus
mengisi perut di sini (Malaysia, Red)." ucap Husman.
Mulai lunturnya nasionalisme pada sebagian warga Indonesia
yang tinggal di Malaysia itu sangat disayangkan oleh tokoh masyarakat Pulau
Sebalik H Herman Baco. Menurut dia, hal semacam itu tidak perlu terjadi jika
pemerintah Indonesia benar-benar memperhatikan kondisi di wilayah perbatasan.
"Pemerintah harus lebih memperhatikan
wilayah-wilayah perbatasan bila tidak ingin kehilangan warga maupun
wilayah," tutur pengusaha tersebut. Herman menyadari kondisi itu sehingga
terus berupaya mengantisipasi lunturnya nasionalisme warga Sebatik dengan
mengembangkan ekonomi Desa Sungai Nyamuk. Dia memiliki sebuah supermarket dan
57 ruko yang disewakan dengan biaya murah bagi warga Sebatik. Dia juga
mempekerjakan sekitar 70 mantan TKI untuk mengelola 500 hektare kebun kelapa
sawitnya.
"Keyakinan saya, ekonomi yang baik di
sini bisa mencegah warga yang ingin menyeberang ke negara tetangga,"
ucapnya. Selain itu, berkat sumbangan dia, kini terpasang bendera Merah Putih
kecil pada dada kanan seluruh seragam sekolah siswadi Pulau Sebatik. "Itu
biar mereka merasa memiliki Indonesia sejak kecil," ucapnya.
Setiap perayaan HLT RI, penduduk Pulau
Sebatik juga menghelat berbagai kegiatan secara besar-besaran. Tentu saja
kemeriahan tersebut tidak bisa dirasakan oleh warga Indonesia yang menetap di
wilayah Malaysia. Sementara itu, warga Kampung Sungai Melayu yakin bahwa
hubungan Indonesia dengan Malaysia tetap baik-baik saja. Keyakinan sama
dikatakan oleh seorang anggota Marine Police Malaysia (polisi perairan
Malaysia) yang bertugas menjaga perairan Sungai Melayu dan sekitarnya. Polisi
yang enggan disebutkan nama-" nya itu mengatakan, kondisi wilayah
perbatasan Sebatik dan Tawau hingga saat ini masih baik-baik saja.
"Kite (kita. Red) bersahabat,"
ucapnya sambil menyalamkan dua tangannya untuk menandakan persahabatan antara
dua negara tersebut. Dia pun berkomentar tentang pembakaran bendera Malaysia
dan pelemparan kotoran ke gedung Kedubes Malaysia di Jakarta beberapa waktu
lalu. "Ada yang sokong (menyuruh. Red) mereka (para pendemo di Jakarta
yang membakar bendera Malaysia. Red). Tak ada guna berperang," papar dia.
Polisi yang saat itu mengenakan seragam doreng biru tersebut berharap hubungan
ibu kota dua negara itu semakin baik. Menurut dia, tidak ada gunanya berperang.
"Masak orang Islam saling bunuh? Perkuat saja ekonomi. Tak ada gunanya
berperang," tegas dia.
Keadaan Perekonomian Pulau Sebatik
Sistem
perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.
Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.
Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem
tersebut.
Selain
faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut
mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian
terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah
untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara
pada perekonomian pasar (market
economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi
barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Jumlah Penduduk di P. Sebatik mencapai 25.590
jiwa, dan sebagian besar merupakan masyarakat pendatang dari Sulawesi Selatan.
Masyarakat asli Pulau Sebatik adalahh suku Tidung, dengan mata pencarian utama
menanam tanaman perkebunan (44%). mata pencarian perikanan sekitar 21 %.
Sekitar 16% masyarakat Sebatik lainnya tergantung pada usaha tananam pangan.
Peran sector perdagangan dan jasa dalam perekonomian ternyata cukup memberi
kontribusi yang signiikan sebagai sumber mata pencarian masyarakat Sebatik.
Pada tahun 2007 sarana pendidikan Pulau
Sebatik sudah ada 5 Taman Kanak-kanak, 9 Sekolah Dasar Negeri, 5 Sekolah Dasar
Swasta/ Madrasyah Itbadyah, 2 SLTP Negeri, 1 SLTP Swasta, 1 SLTP Terbuka, 1 SMU
Negeri dan 2 SMU Swasta/ Madrasyah Aliah. Rasio murid-guru untuk SD Negeri pada
tahun 2008 sebesar 25,00 artinya seorang guru bertanggung jawab terhadap 25
murid, sedangkan untuk SD swasta rasio murid-guru sebesar 26,79. Sedangkan pada
tingkat SLTP Negeri menunjukkan rasio murid-guru sebesar 24,97. dan rasio
murid-guru pada tingkat pendidikan SLTA Umum Negeri adalah sebesar 25,19,
sedangkan pada SLTA Umum Swasta sebesar 7,00.
Fasilitas kesehatan tersedia pada tahun
2008 terdiri dari puskesmas 1 buah induk, 2 buah puskesmas pembantu / Pondok
Bersalin Desa (Polindes) 2 buah, puskesmas keliling 2 buah, klinik dokter
praktek 4 buah, posyandu 15 buah serta 4 praktek bidan.
Pertanian meliputi pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Pada tahun 2008 luas
panen padi sawah di 1.592 ha dengan produksi sebesar 7.372 ton. Padi sawah
merupakan produksi terbesar bila dibandingkan dengan padi ladang dan tanaman
palawija yang ada. Di sektor perkebunanan komoditi Kakao mempunyai luas areal
11.143,20 ha hasil produksi 33.250,00 ton sekarang yang menonjol adalah kelapa
sawit, tanaman yang sangat disenangi oleh warga ini tumbuh dengan pesat dan
kini sudah menghasilkan 6000 ton pertahun; terlebih lagi di tetangga (Malaysia)
sudah ada fabrik sawit.
Pada sektor peternakan, ternak terbanyak
yang dipelihara yaitu sapi potong sebanyak 2680 ekor dengan pemotongan per
tahun 134 ekor , kambing sebanyak 191 ekor, dan kerbau sebanyak 707 ekor.
Produksi perikanan pada tahun 2008 yaitu 2381,40 ton untuk perikanan laut dan tambak
sebesar 37,86 ton dengan jumlah rumah tangga perikanan laut sebanyak 1.061
rumah tangga.
Sumber daya perikanan tangkap.
Potensi sumber daya perikanan tangkap diperairan Nunukan diperkirakan cukup
besar, ikan demarsal dan udang serta ikan pelagis kecil yang tersebar disekitar
perairan pulau Bukat,Pulau sebatik, Pulau Nunukan dan Pulau Sekapal. Perairan
P. Sebatik diperkirakan mempunyai potensi udang sekitar 2.500 ton/tahun,
sedangkan potensi ikan demersal dan pelagis mencapai 54.860- ton/tahun. Sampai
saat ini tingkat pemanfaatan potensi udang telah mencapai batas MSY, sedangkan
tingkat pemanfaatan ikan demersal dan pelagis sekitar 61 % (DKP dan LIPI 2001).
Alat tangkap dogol umumnya dioperasikan
pada perairan muara sungai Sebaku, perairan sekitar Pulau Pulau Sebatik sampai
ke perairan Tanjung Aus. Alat tangkap Pukat gondrong umumnya dioperasikan pada
perairan muara sungai Sebaku, perairan sekitar Pulau Pulau Sebatik sampai ke
perairan Tanjung Aus, yang digunakan untuk menangkap udang. Produksi ikan yang
dominan ditangkap dengan jarrng kantong dan jaring insang adalah ikan merah,
udang dan ikan kembung, masing-masing sebesar 17.001, 9.896 dan 5.698
tonm/tahun.
Pemasaran produksi ikan di Sebatik masih
berupa ikan segar; industri pengolahan hasil perikanan belum bisa berkembang,
karena dukungan sarana lainnya yang masih terbatas, misalnya pasokan listrik
dan BBM yang tidak memadai, sehingga belum diperoleh nilai tambah hasil
perikanan tangkap terutama pada saat musin panen. Saat ini mereka sepenuhnya
tergantung dengan para pengusaha dari Tawao, Malaysia. Hanya karena hubungan
dagang yang sudah lama dan telah baiklah yang membuat harga tidak sepenuhnya di
permainkan oleh para pengusaha dari Tawao, tetapi harus diakui keuntungan
besarnya tetaplah ada pada mereka.
Potensi Budaya dan wisata. Potensi
pengembangan para wisata di Pulau Sebatik terdapat kecenderungan cukup tinggi,
hal ini disebabkan kedekatannya Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
dan berdekatan dengan Malaysia. Jenis wisata yang propestif untuk dikembangkan
adalah ekowisata berbasis ekosistem mangrove. Objek wisata lainnya yang dapat
dikembangkan adalah wisata pantai Lamampu di desa Sungai Tewan dan Gosong.
Kalau objek wisata ini di hubungkan dengan Tarakan serta Kepulauan Derawan
pastilah akan sangat menarik. Wisatawan yang datang ke Pulau Sebatik selama ini
adalah wisatawan lokal dan wisatawan dari Malaysia, khususnya disekitar daerah
perbatasan.
Masyarakat Pulau Sebatik berasal dari
nelayan Kabupaten Bone, sulawesi Selatan. Diperkirakan kedatangan mereka ke
daerah ini adalah pada tahun-tahun 60 an. Pada saat itu Pulau Sebatik masih
berupa hutan belantara sehingga disamping sebagai nelayan, mereka juga membuka
lahan untuk bercocok guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada mulanya tercatat
jumlah keluarga pada saat itu baru ada sekitar 30 an keluarga, mereka bermukim
di pulau Sebatik.
Interaksi penduduk diwilayah perbatasan
dapat berdampak positif maupun negative. Interaksi positif bila interaksi yang saling
menguntungkan antar etnis yang sama didua Negara, karena adanya saling
ketergantungan baik substitusi maupun komplemen sehingga pemerintah
masing-masing memberika kemudahan bagi masyarakatnya dengan memberikan Cross
border pass ( pass lintas batas) untuk melakukan kunjungan dagang, kunjungan
keluarga dan kunjungan social lainnya yang jumlahnya kian hari semakin banyak.
Sesuai kesepakatan bersama batas belanja barang saat ini masih sebesar 600
ringgit/bulan; besaran ini sudah tidak memadai lagi, terlebih lagi kalau hendak
menghidupkan perekonomian di wilayah perbatasan.
Interaksi negatif merupakan interaksi yang
merugikan kepentingan negara lain (terutama Negara Indonesia), sehingga perlu
adanya kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat pulau-pulau kecil perbatasan
untuk menghindari intervensi ideologi asing. Secara umum masyarakat Pulau
Sebatik memiliki rasa nasionalisme yang baik, meskipun tidak berdasarkan pada
prioritas suatu kelompok atas etnis tertentu. Pranata sosial yang terbentuk
berasal dari hasil integrasi berbagai kepentingan kelompok terutama masyarakat
Sulawesi dari berbagai etnis dan masyarakat suku tidung. Namun demikian dari
berbagai referensi status sosial suku Tidung didalam eksploitasi sumber daya
alam hanya sebagai buruh saja.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pulau Sebatik adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Indonesia.Kecamatan Sebatik terletak di
ujung timur Kabupaten Nunukan, terletak di Pulau Sebatik yang terbagi dua
dengan Sabah, Malaysia. Kecamatan ini terdiri dari 4 desa swasembada dengan
jumlah penduduk 20.283 jiwa, merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi di Kabupate Nunukan. Memiliki potensi utama di bidang pertanian,
perkebunan dan perikanan
Saran
kami harapkan karya ilmiah ini bisa di pelajari dengan baik, karena
banyak memuat unsur-unsur penting yang belum kita ketahui
DAFTAR PUSTAKA
http://www.republika.co.id/berita/breaking- news/nasional/10/12/29/155121-nasionalisme-di-sebatik-masak-di- malaysia-tidur-di-indonesia
http://www.sebatik.com/2011/02/pulau-sebatik-dan-pengembangan.html
http://www.kaltimpost.web.id/index.php?mib=berita.detail&id=150 18, dalam :
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=9349&Itemid=831
http://www.kaltimpost.web.id/index.php?mib=berita.detail&id=150 18, dalam :
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=9349&Itemid=831
Wawancara langsung dengan masyarakat
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
||||||
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
mm
|
hh
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
(11)
|
(12)
|
(13)
|
Januari
|
79
|
4
|
78
|
4
|
195
|
6
|
103
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ebruari
|
167
|
3
|
81
|
5
|
110
|
9
|
97
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Maret
|
59
|
4
|
57
|
3
|
105
|
12
|
84
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
April
|
184
|
12
|
112
|
10
|
87
|
5
|
115
|
12
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Mei
|
198
|
14
|
103
|
9
|
199
|
4
|
269
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Juni
|
267
|
9
|
318
|
17
|
135
|
13
|
191
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Juli
|
185
|
5
|
165
|
5
|
159
|
6
|
121
|
11
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Agustus
|
172
|
7
|
213
|
7
|
123
|
11
|
115
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
September
|
211
|
5
|
275
|
12
|
35
|
13
|
142
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Oktober
|
85
|
6
|
179
|
11
|
197
|
5
|
299
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Nopember
|
187
|
3
|
207
|
14
|
215
|
12
|
148
|
8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Desember
|
149
|
9
|
248
|
9
|
295
|
5
|
295
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rata-rata
Average
|
161.92
|
6.75
|
169.67
|
8.83
|
154.58
|
8.42
|
164.92
|
7.08
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Batas
Border
|
||
Utara
North
|
:
|
Malaysia Timur –
Sabah
East Malaysia – Sabah
|
Timur
East
|
:
|
Laut Sulawesi
Sulawesi Sea
|
Selatan
South
|
:
|
Laut Sulawesi
Sulawesi Sea
|
Barat
West
|
:
|
Kecamatan Sebatik
Barat
Sebatik Barat Sub Distric
|
Luas Wilayah
Area
|
||
Desa Tanjung Karang
|
:
|
- Km2
|
Desa Tanjung Aru
|
:
|
- Km2
|
Desa Sungai Nyamuk
|
:
|
- Km2
|
Desa Pancang
|
:
|
- Km2
|
Jumlah/Total
|
:
|
104,42 Km2
|
|
Luas Wilayah
Area
(km²)
|
Jumlah Penduduk
Population
(Jiwa)
|
Kepadatan Penduduk
Population Density
(Jiwa/Km²)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Tanjung Karang
|
-
|
3.375
|
-
|
Tanjung Aru
|
-
|
4.676
|
-
|
Sungai Nyamuk
|
-
|
7.227
|
-
|
Pancang
|
-
|
5.657
|
-
|
Jumlah
Total
|
104,42
|
20.935
|
200,49
|
|
Penduduk
Population
(jiwa)
|
Rumah tangga
Households
(kk)
|
Rata-rata Jiwa/
Keluarga
Average of
Population/
Household
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Tanjung Karang
|
3.374
|
761
|
4,43
|
Tanjung Aru
|
4.677
|
1.057
|
4,42
|
Sungai Nyamuk
|
7.227
|
2.010
|
3,60
|
Pancang
|
5.657
|
1.387
|
4,08
|
Jumlah
|
20.935
|
5.215
|
4,01
|
2007
|
20.283
|
5.163
|
3,93
|
|
Laki-laki
Male
|
Perempuan
Female
|
Rasio Jenis Kelamin
Sex Ratio
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(5)
|
Tanjung Karang
|
1.871
|
1.504
|
124,34
|
Tanjung Aru
|
2.438
|
2.238
|
108,98
|
Sungai Nyamuk
|
3.910
|
3.317
|
117,88
|
Pancang
|
2.899
|
2.758
|
105,11
|
Jumlah
Total
|
11.118
|
9.817
|
113,25
|
2007
|
10.834
|
9.449
|
114,66
|
Desa
Villages
|
Dusun
|
Rukun
Tetangga
|
Luas wilayah
Total Area
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
Tanjung Karang
|
6
|
20
|
39,00
|
Tanjung Aru
|
4
|
18
|
32,00
|
Sungai Nyamuk
|
4
|
22
|
26,00
|
Pancang
|
4
|
20
|
38,64
|
Jumlah
Total
|
20
|
83
|
135,64
|
2006
|
20
|
83
|
135,64
|
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.